Pemulihan Internet

Pemulihan Internet Pascabencana Aceh Terus Dikebut, Layanan Konektivitas Tembus 80 Persen

Pemulihan Internet Pascabencana Aceh Terus Dikebut, Layanan Konektivitas Tembus 80 Persen
Pemulihan Internet Pascabencana Aceh Terus Dikebut, Layanan Konektivitas Tembus 80 Persen

JAKARTA - Upaya memulihkan jaringan komunikasi pascabencana di wilayah barat Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif. Pemerintah menegaskan komitmennya agar akses konektivitas segera kembali normal demi mendukung aktivitas masyarakat terdampak.

Kementerian Komunikasi dan Digital menilai konektivitas sebagai kebutuhan dasar yang harus dipulihkan secepat mungkin. Tanpa jaringan komunikasi yang stabil, proses pemulihan sosial, ekonomi, dan layanan publik akan terhambat.

Kementerian Komunikasi dan Digital mengungkapkan bahwa pemulihan layanan konektivitas di Aceh telah mencapai 80 persen. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan posisi pada 19 Desember yang masih berada di level 73 persen.

Perbaikan jaringan dilakukan secara bertahap menyesuaikan kondisi lapangan. Wilayah dengan tingkat kerusakan terparah menjadi prioritas utama dalam pemulihan layanan.

Selain Aceh, wilayah lain di Sumatra juga menunjukkan capaian pemulihan yang signifikan. Sumatra Utara tercatat telah mencapai sekitar 97 persen pemulihan konektivitas.

Sementara itu, Sumatra Barat menjadi wilayah dengan tingkat pemulihan tertinggi. Daerah ini hampir sepenuhnya pulih dengan capaian mencapai 99 persen.

Perbedaan capaian antarwilayah dipengaruhi oleh tingkat kerusakan infrastruktur. Faktor geografis dan akses logistik turut menentukan kecepatan pemulihan jaringan.

Fokus Pemulihan Konektivitas di Wilayah Aceh

Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Komdigi Fifi Aleyda Yahya menjelaskan bahwa fokus utama saat ini adalah Aceh. Beberapa wilayah masih membutuhkan perhatian khusus karena tantangan pemulihan yang cukup kompleks.

“Saat ini yang memang masih kami akan fokus kerjanya untuk pemulihan [di Aceh] itu ada di wilayah Aceh Tamiang, kemudian di wilayah Gayo Lues, dan di wilayah Bener Meriah,” kata Fifi dalam Kegiatan Pengiriman Bantuan 100 Genset, Bantuan Alat Komunikasi dan Logistik ke Sumatra di Cargo Bandara Halim Perdanakusuma, Senin, 22 Desember 2025.

Ketiga wilayah tersebut mengalami dampak signifikan akibat banjir dan tanah longsor. Kondisi geografis yang sulit membuat proses distribusi logistik dan perbaikan jaringan membutuhkan waktu lebih panjang.

Pemerintah memastikan seluruh upaya dilakukan secara terkoordinasi. Kementerian, operator telekomunikasi, dan pemerintah daerah bekerja bersama untuk mempercepat pemulihan.

Fifi menegaskan bahwa pemulihan konektivitas merupakan mandat langsung dari Presiden. Arahan tersebut menekankan pentingnya percepatan pemulihan pascabencana secara menyeluruh.

Presiden Prabowo Subianto disebut telah memberikan instruksi khusus terkait penanganan dampak bencana. Fokus utama adalah memastikan masyarakat kembali dapat berkomunikasi dan mengakses informasi.

Konektivitas dinilai krusial untuk mendukung distribusi bantuan. Selain itu, jaringan komunikasi juga menjadi sarana koordinasi antarpetugas di lapangan.

Bantuan Genset dan Perangkat Komunikasi

Untuk mendukung percepatan pemulihan, Komdigi bersama PT Telekomunikasi Selular menyalurkan bantuan logistik. Bantuan tersebut dikirim langsung ke wilayah Sumatra yang terdampak bencana.

Bantuan yang dikirim meliputi 100 unit genset. Perangkat ini disiapkan untuk mendukung operasional BTS yang masih mengalami gangguan pasokan listrik.

Selain genset, Komdigi dan Telkomsel juga menyalurkan 500 unit handphone. Perangkat ini diperuntukkan bagi tim pemulihan bencana dan masyarakat terdampak.

Bantuan lainnya berupa 50 unit baterai dan 50 rectifier. Seluruh perangkat tersebut dirancang untuk mempercepat pemulihan jaringan telekomunikasi.

Pengiriman bantuan kali ini merupakan tahap keempat. Sebelumnya, Komdigi dan Telkomsel telah melakukan pengiriman bantuan serupa secara bertahap.

Director of Human Capital Management Telkomsel Indrawan Ditapradana menjelaskan fungsi utama genset yang dikirim. Menurutnya, genset akan digunakan untuk mengatasi kendala daya pada BTS.

Indrawan menyebut bahwa sebagian BTS masih terkendala pasokan listrik akibat kerusakan infrastruktur. Genset berfungsi sebagai sumber daya utama sekaligus cadangan listrik.

Selain untuk BTS, genset juga dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. Pasokan listrik darurat ini bisa digunakan untuk kebutuhan dasar sehari-hari.

Salah satu kebutuhan utama masyarakat pascabencana adalah mengisi daya perangkat komunikasi. Genset memungkinkan masyarakat tetap terhubung dengan keluarga dan layanan darurat.

Dukungan Komunikasi bagi Masyarakat Terdampak

Indrawan menambahkan bahwa 500 unit handphone yang disalurkan memiliki peran strategis. Perangkat tersebut membantu tim pemulihan dalam berkomunikasi di lapangan.

Selain itu, handphone juga diberikan kepada masyarakat yang kehilangan perangkat akibat banjir. Kehilangan alat komunikasi menjadi salah satu dampak nyata bencana.

“Karena disana pasti ada handphone yang mungkin terkena banjir, kemudian hilang. Ini kita juga upayakan untuk membantu saudara-saudara kita,” kata Indrawan.

Menurutnya, akses komunikasi sangat penting dalam situasi darurat. Tanpa alat komunikasi, masyarakat akan kesulitan mendapatkan informasi dan bantuan.

Telkomsel bersama Komdigi berupaya memastikan bantuan tepat sasaran. Penyaluran dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan di lapangan.

Indrawan menegaskan komitmen perusahaan untuk mempercepat pemulihan konektivitas. Seluruh sumber daya dikerahkan agar jaringan dapat segera kembali normal.

Pemulihan jaringan telekomunikasi juga berdampak pada pemulihan ekonomi lokal. Akses internet membantu pelaku usaha kembali menjalankan aktivitasnya.

Selain ekonomi, sektor pendidikan dan layanan kesehatan juga sangat bergantung pada konektivitas. Pemulihan jaringan mendukung kelangsungan layanan publik.

Progres dan Harapan Pemulihan Penuh

Dengan capaian pemulihan 80 persen di Aceh, pemerintah optimistis proses perbaikan akan terus berlanjut. Target pemulihan penuh diharapkan dapat segera tercapai.

Komdigi menilai tren pemulihan menunjukkan arah yang positif. Peningkatan signifikan dalam waktu singkat mencerminkan efektivitas koordinasi lintas sektor.

Wilayah yang telah mencapai lebih dari 90 persen pemulihan menjadi contoh percepatan yang berhasil. Pengalaman tersebut dijadikan referensi untuk wilayah lain.

Pemerintah menyadari tantangan geografis Aceh tidak bisa disamakan dengan daerah lain. Oleh karena itu, pendekatan pemulihan disesuaikan dengan kondisi setempat.

Fokus pada Aceh Tamiang, Gayo Lues, dan Bener Meriah akan terus diperkuat. Wilayah tersebut diproyeksikan menjadi prioritas hingga konektivitas stabil.

Masyarakat diharapkan bersabar selama proses pemulihan berlangsung. Pemerintah memastikan setiap kendala akan ditangani secara bertahap.

Pemulihan konektivitas tidak hanya soal infrastruktur. Aspek keberlanjutan layanan juga menjadi perhatian utama.

Komdigi menegaskan bahwa kualitas jaringan pascapemulihan akan tetap dijaga. Tidak hanya cepat pulih, jaringan juga harus andal dan aman.

Dengan dukungan berbagai pihak, pemerintah optimistis konektivitas di wilayah terdampak segera pulih sepenuhnya. Upaya ini diharapkan mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat pascabencana.

Pemulihan jaringan komunikasi menjadi simbol bangkitnya aktivitas sosial dan ekonomi. Akses internet yang kembali normal diharapkan membawa harapan baru bagi masyarakat Aceh dan sekitarnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index